[ endhoot ]

endhoot at the first time being BLOGger was so GO-BLOG for nge-BLOG in the BLOGspot and made a JE-BLOG one

Wednesday, January 28, 2009

Masuk PR, Cuy!

Masuk media lagi. Kali ini di koran Pikiran Rakyat pada Rabu, 28 Januari 2009, versi cetak di bagian Gaya Hidup di halaman 27, versi online ada di sini (sebagian aku kupipes di bawah, yang ada akunya dowang sih ya... hihiihhi...).



Habis "Ngeblog" Terbitlah "Ngeplurk"

ADA fenomena menarik setahun belakangan ini. Jejaring sosial tak hanya menemukan bentuknya pada situs web pertemanan makro seperti Friendster, Facebook, atau Blog, namun merambah pada microblogging.

Mikrobloging sendiri, merupakan aktivitas ngeblog dengan posting-posting singkat yang tak lebih dari 140 karakter, layaknya running text. Di sana, seseorang bisa menceritakan aktivitas yang sedang dilakukan, seperti sedang berpikir apa, sedang apa, ingin apa, dan semacamnya. Oleh kontak yang lain, status plurker bisa dikomentari. Di sanalah letak jejaring sosial berada.

Salah seorang plurker (sebutan untuk pengguna Plurk-red.) senior Bandung, Rahmadian Lestari Arbianita atau yang akrab disapa Endhoot, mendapatkan banyak pengalaman menarik seputar penggunaan Plurk. "Kalau ngeblog kan biasanya tulisan harus dalam, kalau di Plurk bisa pendek-pendek, seperti update status, hanya untuk ngasih tau," kata Endhoot, yang mulai ngeplurk sejak Juni 2008 lalu.

Oke, masih belum mendapatkan keasyikan Plurk? Imbalan berupa poin karma barangkali bisa membuat anda lebih termotivasi dalam aktivitas Plurk. Semakin anda aktif membuat posting dan mengomentari posting Plurk orang lain, poin karma akan semakin tinggi. Semakin tinggi karma, pengguna bisa mendapatkan pilihan karakter dan emoticon beragam pula.

Nilai tertinggi adalah 100. Namun, ketika menginjak poin karma 81, pengguna akan mendapatkan keistimewaan memperoleh status "nirvana". Namun hati-hati, jika pengguna lengah dan tidak membuka akun Plurk sehari saja, poin karma bisa turun dengan drastis.

Menurut Endhoot, yang kini sudah mencapai "nirvana" dan sedang bertengger di poin 100, karma bisa naik dengan mudah di posisi awal. "Tapi semakin tinggi karma, makin susah naiknya. Kalau karma sudah di atas 90, biasanya setiap naik cuma 0,02, sedangkan kalau karma di atas 95, naiknya cuma 0,01. Tapi kalau nggak update sehari aja, turunnya lebih kejam, bisa 1,6. Rugi deh," ucap Endhoot, yang juga dijuluki sebagai Bunda plurker ini.

Plurk lebih unik

Menurut Rendy Maulana, fenomena menemukan jejaring sosial lewat microblogging sebenarnya sudah merebak sejak munculnya Kronologis. "Waktu itu temen saya yang bikin, namanya Kukuh, sekitar 2005. Tapi untuk branding, namanya diganti jadi Kronologger sejak 2007. Member-nya sekarang lebih dari 6.000 orang. Dan itu jumlah yang banyak untuk microblogging lokal," kata Rendy.

Rendy yang juga merupakan seorang plurker, mengatakan bahwa salah satu keunggulan yang membuat Plurk makin populer adalah fungsinya yang juga bisa digunakan sebagai media chatting. Popularitas Kronologger dan Plurk juga diakui Ikhlasul Amal. "Fiturnya Kronologger hampir sama dengan Plurk. Tapi, memang Plurk lebih unik," kata Ikhlas. Plurk sendiri, mulai muncul pada Mei 2008.

"Kalau di Plurk, layout-nya horizontal, dan itu terobosan. Orang sekarang kan sudah lupa dengan layout seperti itu," kata Ikhlas. Selain itu, ada beberapa keunggulan fitur Plurk jika dibandingkan dengan microblogging sejenis, seperti Twitter atau Kronologger. Misalnya tampilan unik berbentuk garis waktu grafis dan personalisasi tampilan.

Sayangnya, popularitas yang semakin muncul pada microblogging seperti Plurk, tidak diimbangi dengan popularitas penggunanya terhadap blog. Setidaknya, hal itu diakui Ikhlas. "Media blog memang diciptakan untuk orang-orang yang suka menulis. Harusnya kan kalau seseorang meng-update status di Plurk, terus diikuti oleh postingan yang lebih panjang dalam bentuk blog. Tapi ini tidak, sekarang banyak orang yang sudah mulai malas ngeblog karena lebih menemukan banyak kemudahan dan lebih simpel di Plurk," kata Ikhlas. (Endah Asih/"PR")***

Dan Hanifa ikut juga terpampang:

Facebook untuk Permainan
Ardiani Hanifa Audwina (12), Siswa kelas VI SD

"Aku pilih Facebook. Soalnya lebih senang aja, banyak permainannya. Biasanya aku paling suka main Pet Society, semacam permainan untuk merawat binatang. Aku suka main itu soalnya itu kan kayak bisa buat ngelatih tanggung jawab aja. Tetapi kalau main Facebook untuk nyari teman, kayaknya sih biasa aja. Soalnya teman-temanku di sekolah jarang ada yang kenal Facebook. Jumlah temanku di Facebook juga baru 100-an. Dalam sehari, aku main Facebook bisa 5 jam kalau lagi libur. Tetapi, kalau hari sekolah, paling cuma 2 jam aja. Soalnya suka dimarahi kalau main kelamaan." (Endah Asih/"PR")***

Labels:

Tuesday, January 06, 2009

Masuk detik cuy!

Kupipes yah:

Selasa, 06/01/2009 07:18 WIB

Pengakuan Seorang Plurker

"Blog dan FS Selamat Tinggal, Plurk Keparat!"
Andrian Fauzi - detikinet


Bunda Plurker (afz/inet)

Jakarta - Pesona plurk membius banyak orang. Semakin banyak orang yang mulai meninggalkan Blog dan Friendster (FS) karena tersita waktunya buat nge-plurk. Plurk lebih praktis dan simpel.

"Sekarang enak ngeplurk. Praktis dan simpel. Bisa tanpa penjelasan, bisa icon aja yang lain bisa langsung merespon. Ngga kayak blog yang harus panjang dan lengkap," kata Rahmadian Lestari Arbianita, seorang plurker senior dari Bandung kepada detikINET saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Bukit Dago Selatan No 44.

Menurut Bunda, demikian Rahmadian akrab dipanggil oleh plurker dan blogger lainnya, nge-plurk membuat dirinya melupakan blog dan friendster yang dulu mengisi hari-harinya.

"Blog dan FS selamat tinggal, dan Plurk keparat. Yah, keparat karena plurk menghabiskan waktu saya sekarang," ujar wanita yang bekerja sebagai administrasi dan keuangan PT Sigma Delta Duta Nusantara ini.

Senada dengan Bunda, plurker Karina A Shelyani mengaku bahwa plurk seperti candu dan membuat seseorang tidak produktif karena fokus dengan ngeplurk. "Bikin candu, bikin tidak produktif," kata Shely, demikian Karina biasa dipanggil.

Shely juga mengaku dirinya pernah dibuat tidak bekerja karena keasyikan ngeplurk. "Sedikit-dikit pasti meliat thread atau respon baru. Saya baru bekerja sekitar pukul 11.00 WIB, padahal saya masuk dari jam 08.00 WIB," papar gadis yang bekerja di kantor arsitektur.

Baik Bunda ataupun Shely mengaku awal mengenal Plurk karena mereka aktif ngeblog. Namun setelah ngeplurk, mereka meninggalkan blog.

"Saya sekarang sebulan sekali posting di blog. Padahal dulu saya cukup aktif nulis di blog," kata Bunda yang mengaku sudah tidak berorientasi meraih karma dalam plurk.

Karma adalah poin yang bisa dikumpulkan dalam plurk. Semakin banyak karma yang dikumpulkan semakin tinggi level seseorang. "Dulu plurk for karma, sekarang plurk for ekspresi," pungkas pemilik id Endhoot ini singkat.

( afz / wsh )

Link terkait: Facebook dan Plurk

eeerrrr....
ya gitu deh lah aw... :p

Labels:

Wall of Sh[F]ame